Di balik bilik kamar, cahaya senja masuk dengan malu-malu ke kamar seorang gadis yang bernama Ashana. Ahana merupakan gadis yang tidak memiliki tujuan untuk kedepannya, ia berpikir orang tuanya akan selalu ada bersamanya.
Sore itu ia di dalam kamarnya mendengar percakapan orangtuanya yang berada di ruang keluarga. Ruang keluarga Ashana tepat di depan kamarnya.
“Bang anak-anak kita semakin besar yaa,” ujar sang Ibu.
“Harapan kita tinggal satu dek, yaitu Ashana. Semua kakak-kakaknya tidak mau untuk kuliah dan memilih pilihannya.” Ayah merasa sedih dengan kedua anaknya yang tidak mau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Mudah-mudahan Ashana mau untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kita berdua tidak mempunyai gelar apapun dibelakang nama kita. Setidaknya anak kita bisa memiliki gelar itu,” ucap ibu dengan penuh harapan.
Di dalam kamar sayup-sayup Ashana mendengar percakapan kedua orangtuanya, Ia kembali berpikir, jika aku terus begini tanpa ada tujuan untuk kedepannya dan terus bergantung hidup dengan orang tua. Maka orangtuanya merasa sedih dengan semua harapan-harapan mereka kepada Ashana.
Sebagai harapan keluarga yang terakhir, Ashana merubah pola pikirnya untuk masa depannya yang lebih cerah dan tidak memikir tentang dirinya sendiri. Tapi ada orangtua yang semakin tua dan mengaharapkan semua anaknya untuk sukses. *