Langkat, MWT – Keresahan warga soal dapur minyak illegal yang terbakar ditindaklanjuti Kepala Desa (Kades) Pantai Cermin Kecamatan Tanjungpura Langkat M Taufiq A.Mk, dengan mendatangi pemilik usaha bernama Rita, Senin (22/05/2023). Kedatangannya didampingi staf Sakti Ritonga, Kadus Teluk Nibung Sugiarno, Kadus Wampu Yahya dan Kadus Mandailing Syarifuddin.
Dalam perbincangan tim desa dan Rita terkesan tidak menemukan titik temu. Meski pihak pemerintah desa mencatat perusahaan tersebut tidak memiliki ijin, namun untuk menutup dapur minyak itu sang pengusaha menolaknya.
“ Kita meminta usaha dapur minyak itu ditutup sesegera mungkin, sebab warga merasa resah pasca kebakaran kemarin. Namun permintaan kita ditolak dengan alasan tunggu dua bulan kedepan, “ ujar Kepala Desa Pantai Cermin Langkat M Taufiq A.Mk kepada M Ramlan dari Media Warta Tipikor.
Meski pertemuan tidak menghasilkan kesepakatan, rencananya pemerintah desa tetap melakukan desakan agar usaha tanpa ijin itu dihentikan. Bahkan kebijakan desa tersebut rencananya akan diteruskan ke Polres, Camat serta Bupati Langkat.
Keberatan
Pasca kebakaran dapur minyak illegal 18 April 2023, warga serta jemaah masjid yang berdekatan dengan dapur minyak illegal menyampaikan keberatannya secara tertulis.
Kebakaran hebat itu menyebabkan trauma berkepanjangan apalagi ada korban jatuh. Suhendra yang jadi korban, mengatakan pemilik dapur minyak hanya memberikan Rp3 juta untuk perobatan.
“ Saya mengalami luka bakar yang hebat sehingga tidak dapat mencari nafkah lagi , “ kata Suhendra sambil terbaring di rumah mertuanya, kemarin.
Keresahan yang dirasakan warga disampaikan kepada pemerintahan desa dan pihak desa menerbitkan surat bernomor 470-206/2023 bertanggal 12 Mei 2023.
Dalam surat resmi itu ditegaskan, kondensat illegal ini berdampak kepada keamanan warga setempat. Karenanya diimbau agar seluruh elemen yang terlibat mematuhi perundang – undangan serta peraturan resmi di Indonesia.
Pantauan media ini,dapur minyak ilegal itu masih beroperasi. Sejumlah truk pengangkut minyak mentah (Kondensat) Dari Aceh Timur (Peurlak) berlalu-lalang.
Aparat
Kabar lain yang dilaporkan ke redaksi adanya keterlibatan aparat agar aktifitas dapur itu berjalan tanpa hambatan.
Sejumlah pria berpangkas cepak turut membeking aktifitas dapur minyak illegal mulai dari produksi, transportasi sampai kepada agen penampungan. Makanya, sampai saat ini masih berlangsung tanpa kendala, kata warga.
Lokasi dapur minyak masih dipenuhi puluhan drum penampung kondensat. Truk bertonas besar bersiap membawa minyak itu ke berbagai daerah mulai dari Langkat, Aceh dan Medan.
Diduga khusus produksi solar yang dihasilkan dapur minyak di Langkat, terkait dengan kasus viral di Sumut akhir – akhir ini. “ Tapi informasi ini masih perlu pendalaman, “ ujar warga lagi. (mr)