Hilangnya Ikan di Sungai Buluh Diduga Dampak Limbah Perusahaan Perkebunan

Tampak pabrik dengan bangunan di kejauhan sementara di lokasi lain diduga limbahnya mengalir.

Sungai Buluh, MWT –  Limbah yang melimpah ke bantaran sungai di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Manismata Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat diduga berdampak kepada habitat biota air sejenis ikan.

Menurut warga, sebelum perusahaan perkebunan kelapa sawit “emesel” ada, warga masyarakat masih mudah mendapatkan ikan. Namun mulai tahun 2018  sampai sekarang sepanjang bentaran Sungai Jelai sudah kehilangan ikan.

“ Mencari ikan tidaklah sulit. Apa bila dipasang seperti taut atau alias tajur, bubu, pukat atau perangkal ikan sore hari, maka besok pagi sudah dapat ikan. Namun sekarang tidak mungkin mendapatkannya karena limbah perusahaan, “ ujar warga yang tak suka namanya ditulis.

Aroma menyengat penciuman dan berwarna hitam mendominasi bantaran sungai/drainase.

Anung, pria yang berada di lokasi limbah menduga limbah yang mengalir  sampai juga ke ke Sungai Buluh.

Lokasi limbah pada blok L.27 dan mengalir ke Blok.K.28.Sebagaimana pantauan di lapangan, Rabu (12/3/2025), melihat dari warna air di drainase  diduga 80 persen air limbah pabrik yang ngalir melalui outlet dan 15 persen air tumpukan jangkos

Lazimnya, manajemen pabrik,  terdapat sistem pemisahan kernel dan feber menggunakan air kapur. Diduga spray dan pembuangan uap stim masuk ke drainase.

Ada 2 drainase,1. Drainase run up dan 2. Drainase proses produksi. Kalau  kedua drainase ini, maka tidak akan terjadi buangan di outlet yang berlebihan.(Jajir)