BPTCUGGp Dilantik, Dr Wilmar Simanjorang : Siap-siap Gagal   

Dr Wilmar Eliaser Simanjorang

Samosir, MWT – Dr Wilmar Eliaser Simanjorang mengkritk pelantikan lima anggota Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark (BP TCUGGp) Provinsi Sumut periode 2025-2030.

“Apakah  pengangkatan mereka mempunyai misi membangun Danau Toba. Jika mereka tidak mengerti roh Toba Caldera dan tidak punya rekam jejak untuk kawasan Danau Toba, siap – siap kegagalan akan menunggu , “ ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Media Warta Tipikor, Rabu (5/2/2025).

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut)  Effendy Pohan  melantik General Manager dan empat Manager di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 40 Medan, Selasa (4/2).

” Sumut berharap BP TCUGGp bisa berjalan dengan baik dan memenuhi target pertamanya green card. Sekarang sudah di yellow card,” kata Effendy Pohan saat itu.

Effendy meminta, setelah pelantikan ini segera memenuhi kriteria untuk mencapai target green card. Yaitu dengan meng-upload sejumlah dokumen yang diperlukan pada 17 Februari.

Anggota BPTCUGGp Sumut yang dikukuhkan adalah Azizul Kholis sebagai General Manager, Debbie Riauni Panjaitan sebagai Manager Divisi Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan, Tikwan Raya Siregar sebagai Manager Divisi Kerja Sama, Promosi, dan Publikasi, Ovi Vensus Hamubaon Samosir sebagai Manager Divisi Pendidikan, Konservasi, dan Pemberdayaan Masyarakat, dan Petrus Parlindungan Purba sebagai Manager Divisi Pengelolaan Geologi, Keragaman Geologi, dan Keragaman Budaya.

Wilmar Eliaser Simanjorang, mantan bupati Samosir sangat aktif memperhatikan Toba Caldera Unesco Global Geopark, mengatakan pejabat yang dilantik bukan ahli di bidangnya. “ Dan mereka tak ada yang bertempat tinggal di kawasan Danau Toba, “ ujarnya.

Proses

Sejatinya, prinsip Geopark adalah bottom-up termasuk proses perekrutan pengelola BP TCUGGp. Penetapan program kerja harus mulai dari  kebutuhan 16 tapak di 8 kabupaten. “ Oleh karena itu pengangkatan GM dan para manajernya tidak sesuai prinsip tersebut, “ ujarnya.

Ditambahkannya, hanya tersisa 4 bulan lagi dan status kartu kuning akan dievaluasi asesor Unesco. “Apakah pengelola ini mampu untuk menyelesaikan semua rekomendasi Unesco itu, “ ujarnya.

Menurutnya, ada hal yang sangat fatal dalam kurun waktu 4 tahun sudah menjadi menyandang Geopark. “Hingga hari ini belum punya master plan, belum punya peta geologi dan juga belum punya rencana kerja empat tahunan dan1 tahunan. Berat bukan, “ujarnya.

Simanjorang juga menyebutkan status GM, kantor pusat di Danau Toba dan kantor perwakilannya di Medan dan ketersediaan anggaran pendukung.

Kepengurusan BPTCUGGp, menurutnya bukan hanya mencari secarik kertas  sertifikat Unesco tapi  semua geosite terjadi pembangunan berbasis geopark dan terpelihara warisan geologi, warisan keaneka ragaman hayati khususnya keaneka ragaman budaya.

Artinya terjadi kelestarian lingkungan dengan memuliakan Toba meraih kesejahteraan rakyat. Jangan  terbalik, masyarakat dengan Tobanya diabdikan untuk sehelai sertifikat Unesco..

“ The last but not least, apakah pengelola yang baru diangkat ini tahu membedakan mana  pariwisata dan yang mana geopark ,” tanyanya (red)