Ketapang, MWT – Pesta Makan Buah yang dilaksanakan masyarakat Setipayan Desa Penyarang Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang, Kalbar, Selasa (30/01/2024) berlangsung sangat meriah.
Acara ini merupakan budaya ritual syukuran adat yang secara rutin diadakan saat musim buah – buahan. Berbagai macam jenis buah seperti durian, sedawak, maloi, teratung, mentawak, rambutan, pekawai, langsat, kapul, manggis dan masih banyak lainnya disediakan di Balai Buah yang telah disiapkan warga.
Terdapat 3 Balai Buah atau tempat penggantungan buah dirias dengan berbagai jenis buah digotong beramai- ramai dan diarak menuju satu tempat untuk berkumpul (di bawah Duren Gelanggang).
Semua masyarakat kemudian berkumpul sambil menunggu tetua adat (demong adat) melakukan ritual syukuran (tatak galang). Sementara ritual tersebut berlangsung masyarakat berbondong – bondong mulai menikmati buah.
Turut hadir dalam acara tersebut pejabat camat Jelai Hulu ( mantan wakil sekcam) bersama jajaran, Danramil, perwakilan Kapolsek Jelai Hulu, ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kecamatan Jelai Hulu Mulyadi, para pastoral Jelai Hulu, perwakilan Puskesmas Jelai Hulu dan para Kades dari Desa Semantun dan Musik Batu Lapuk.
Selain warga Setipayan, juga hadir warga dari luar kampung sekitar yang berdatangan untuk menyaksikan dan ikut memakan buah bersama.
Terhitung sejak Desember 2023 hingga Januari 2024 wilayah Kecamatan Jelai Hulu hampir merata dibanjiri buah yang sedang dalam musim berbuah.
Penghujung musim buah, masyarakat di Setipayan selalu melaksanakan kegiatan. ” Ini adalah acara syukuran yang biasa kami lakukan secara adat turun temurun dan rutin kami adakan setiap kali musim berbuah “, ucap Robet selaku Kepala Desa Penyarang yang hadir bersama warganya pada sambuatannya.
Direncanakannya ke depannya akan dilangsung acara serupa secara besar besaran yang diselenggarakan dari tingkat kabupaten. ” Apabila masih ada musim berbuah beberapa bulan kedepan akan kami langsungkan yang lebih besar dianggarkan langsung dari tingkat kabupaten yang berpusat di Setipayan”, tambah Robet.
Hal serupa sampaikan pengurus adat, acara ini merupakan rutinitas masayarakat setiap penghujung musim berbuah ” Sekarang ritual pelepasan bunga buah sembari kami meminta berkat rejeki yang berlimpah di musim berikutnya agar berbuah lebih banyak lagi”, katanya.
Momen tersebut juga disambut jajaran DAD. Makan buah ini tidak hanya sekedar rutinitas adat melainkan bukti pelestarian budaya yang sudah terdaftar sebagai kekayaan budaya secara nasional dan digagaskan dalam pariwisata budaya.
” Adat ini bukan sekedar rutinitas, namun sudah kami daftarkan di kebudayaan nasional dan ke depannya Desa Penyarang akan menjadi resort Pariwisata Budaya dan pariwisata Alam, ” tegas Ketua DAD Mulyadi dalam sambutanya.
Acara diakhiri dengan pengumuman pemenang dari lomba Balai Buah. Masyarakat pun tidak menyia – nyiakan kesempatan melahap buah bersama – sama. (Marianus Roga)