Batam, MWT, Proyek renovasi gedung SMP Negeri 23 di Desa Ngenang Kecamatan Nongsa kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), kini jadi sorotan. Pasalnya, hasil pekerjaan proyek itu banyak yang tak memuaskan.
Proyek berbiaya hampir setengah miliar rupiah itu, dikucurkan dari dinas Pendidikan kota Batam. Pemerintah kota Batam memoles kembali gedung sekolah yang kelihatan sudah usang itu, agar tampak lebih indah dan baru. Informasi yang didapat, pembangunannya pun telah rampung sekitar bulan Oktober tahun 2022 lalu. Namun pihak sekolah merasa tidak puas dengan hasil pekerjaannya.
Senin (06/03/2023), yang disampaikan Rudy, Wakil Kepala Sekolah kepada media ini, memang renovasi gedung ini sudah selesai, tapi hasil pekerjaannya banyak yang kurang memuaskan. Tengok aja, masih banyak yang perlu dibenahi, katanya mengeluh.
Diantaranya, plafon ruang belajar yang terkelupas. Tempat pencuci tangan yang asal-asalan. Pengecatan dinding pun hasilnya tidak rata. Bahkan, kusen jendela setiap ruang belajar tidak sejajar. Jadi, kami dari pihak sekolah sebagai pengguna gedung ini, meminta kepada pihak kontraktor pelaksana, agar memperbaiki kondisi yang belum sempurna ini, “pinta Rudy di pekarangan sekolah.
Hasil pekerjaan kontraktor yang terkesan tidak profesional ini, belakangan jadi gunjingan di kalangan wali murid yang anaknya menuntut ilmu di sekolah itu. Sebut saja Boy, lelaki yang anak gadisnya sekolah di SMP itu, sangat heran melihat kinerja pihak kontraktor. Dikatakannya, memang saya pun heran melihat hasilnya. Belum apa-apa sudah nampak yang rusak. Coba tengok Plafon yang di salah satu ruang belajar. Kondisinya sudah mau lepas. Padahal, baru saja dikerjakan, tuturnya saat ditemui sedang menunggu anaknya di luar gedung sekolah.
Sementara, pria berinisial St (pelaksana proyek-red), telah berulangkali dihubungi ke Ponselnya, guna melakukan konfirmasi. Dan yang terbaru, Senin (06/03/2023). Tapi tak pernah mau mengangkat. Kuat dugaan, penanggungjawab proyek tersebut tak bernyali menjawab pertanyaan yang diberikan. Sehingga, sampai berita ini diunggah, sang kontraktor pelaksana yang seharusnya menjawab permasalahan yang ada, justru belum bisa dikonfirmasi.(Martin)