Parit Raksasa PT USP Putuskan Akses Masyarakat

Parit pembatas di Sungai Jelai Kecamatan Jelai Hulu, Ketapang, Kalbar.

Jelai Hulu, MWT – Pihak PT. USP diduga menggali parit berukuran raksasa (parit gajah) mengakibatkan terputusnya akses jalan masyarakat Sungai Jelai Kecamatan Jelai Hulu, Ketapang, Kalbar.

Mantan Kepala Desa Asam Jelai,  Joni menyatakan keheranannya dengan sikap perusahaan itu. Menurutnya, akses jalan tersebut sudah ada sebelum perusahaan masuk ke desa mereka.

” Akses jalan masayarakat diputuskan dengan galian padahal jalan ke pedukuhan sudah ada sebelum perusahaan datang, ” ujar Joni. Tindakan yang dilakukan perusahaan menurutnya tidak seperti visi misi saat sosialisasi ke Desa Asam Jelai semasa kepemimpinannya.

Parit gajah yang mengakibatkan akses jalan masyarakat Sungai Jelai Kecamatan Jelai Hulu, Ketapang, Kalbar terputus.

Saat itu warga berharap agar perusahaan bisa bersinergi membangun ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan. ” Sekarang mana janji perusahaan bahwa mau mensejahterahkan masyarakat,” kata Joni.

Akses mengarah ke Pedukuhan Batu Giling kini sulit dilintasi. Warga hanya bisa meratapi nasibnya atas tindakan  perusahaan. ” Kami hanya bisa menangis melihat ini semua”, kata salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanyadan menambahkan masyarakatpun tidak bisa berbuat banyak.

Informasi dari warga di seputar lokasi penggalian parit gajah di batas BPN tersebut sudah dilakukan sebulan sebelumnya. Baru seminggu yang lalu akses tersebut tanpa konfirmasi kepada masyarakat terlebih dahulu.

Informasi lainnya mengatakan, perusahaan mulai membuat parit gajah setahun yang lalu. Target operasinya adalah batas antara lahan perusahaan dengan inclave masyarakat. Batas lahan HGU dengan wilayah desa, hingga batas lahan dengan pemukiman masyarakat.

Tidak diketahui tujuan pembuatan parit raksasa tersebut. Manager perusahaan Rumapea yang ditanya soal penggalian ini, Minggu (18/2/2024) pukul 19.33 WIB melalui selularnya nomor 08136177xxxx tidak membalas.

Penggalian perit gajah ini terkesan akan memicu perbedaan sikap masyarakat dengan managemen perusahaan. Joni berharap masyarakat tetap tenang sampai managemen perusahaan bisa menjalin hubungan

“Saya minta kepada pihak perusahaan agar jalan ke kebun masyarakat tidak diputus,” harap Joni. (Red)