Berita  

Kliennya Diintimidasi Sekelompok Polisi, LBH : Itu Cara Preman

Direktur LBH Medan Irvan Saputra di Mapolda Sumut. (Dok/detikSumut)

Medan, MWT – Direktur LBH Medan, Irvan Saputra mengkritik perwira polisi yang melakukan upaya intimidasi terhadap kliennya, Deca usai buat pengakuan menjadi korban pemerasan. Irvan menyebut yang dilakukan oknum polisi itu seperti preman.

Menurut dia, rumah Deca satu dari dua waria yang buat pengakuan diperas polisi didatangi sekelompok polisi pada Sabtu (24/6) kemarin. Dua polisi yang hadir ke rumah Deca adalah perwira berpangkat Kombes dan AKBP.

“Hari Sabtu klien kita itu didatangi oleh Kombes, yaitu atas nama Kombes Budiman Bostang dan AKBP Budi yang datang dengan dua unit mobil,” kata Irvan di Mapolda Sumut, Senin (26/6/2023) sebagaimana disiarkan detik.com.

Irvan mengatakan kedua polisi itu datang dengan mengenakan seragam lengkap. Kedua oknum tersebut menggedor-gedor rumah Deca. Namun, tak lama, perwakilan dari LBH Medan datang ke lokasi untuk menemui kedua polisi tersebut.

“Pakai pakaian dinas, menggedor-gedor, tujuannya untuk apa?. Sebelumnya memang ada telepon-telepon juga ke tim pengacara. Pasca ditelepon itu, nggak lama kemudian mereka (polisi) sudah sampai ke sana (rumah Deca),” kata Irvan.

Dia mengaku saat itu, kedua oknum polisi datang bersama sejumlah anggotanya. Mereka hampir satu jam berapa di depan rumah Deca. Kedua oknum polisi tersebut beralasan ingin meminta klarifikasi dari Deca soal dugaan pemerasan tersebut.

“Katanya ingin diambil klarifikasi dibawa ke polda, diajak ke polda. Waktu mereka di sana, tim LBH datang ke sana untuk berdiskusi. Kami mintakan ke Kombes surat resmi, kami keberatan, caranya bukan seperti itu, ada prosedur, mana suratnya. Setelah ngomong begitu, mereka tarik diri, besoknya langsung sampai suratnya (pemanggilan),” sebutnya.

Irvan menyayangkan aksi dari oknum polisi itu. Menurutnya, hal tersebut merupakan bentuk intimidasi kepada kliennya. Dia juga mengaku heran polisi dengan pangkat Kombes dan AKBP sampai turun langsung untuk menemui kliennya.

“Kita menyayangkan hal tersebut, karena ini bukan caranya Polri, itu macam cara-cara preman,” katanya

Hal itu juga akan disampaikan kliennya pada pemeriksaan di Propam Polda Sumut. “Makanya di dalam pemeriksaan nanti akan kita sampaikan. Tolong jangan ada lagi dugaan intimidasi, intervensi. Secara psikologis itu bentuk intimidasi bagi orang awam, datang digedor-gedor, mau dibawa ke polda. Itu kan bukan caranya kepolisian, dan anehnya kenapa yang turun langsung kombes, masih banyak lagi anggota di bawahnya,” sebutnya.

Kombes Budiman Bostang dituding melakukan intimidasi dengan mendatangi rumah Deca buka suara. Namun dia irit bicara.

Saat dicecar soal tudingan dirinya datang ke rumah Deca, Budiman Bostang enggan merespons. Dia terus berjalan tanpa memberikan klarifikasi soal tudingan itu.

“Bentar ya,” ujarnya sambil pergi saat ditemui.

Kabid Propam Polda Sumut membenarkan kedua waria itu dimintai keterangan soal dugaan pemerasan itu. Namun, dia enggan berkomentar lebih jauh soal itu.

“Sekarang kan, advokat dan warianya itu (diperiksa). Nanti kalau sudah ini (selesai) saya kasih tahu lagi,” ujarnya (det)