Kasih Yang Tak Luntur
Di langit malam yang gelap
Angin bertiup menyapa
Aku merenung bagai seorang petapa
Mengingat sosok yang sempat terlupa
Dia yang kasihnya sepanjang masa
Dalam kegundahan yang nestapa hatiku rindu akan hadirnya
Dia yang cintanya tak pernah padam
Raut wajahmu masih kusimpan dalam ingatan
Kutitip rindu ini pada angin
Ibu, kaulah satu-satunya wanita
Yang paham akan suka dan duka
Tentang kepasrahan dan gelora asa
Ibu kepadamu kututurkan do’a
Atas segelintir harapan tak sirna
Untuk membahagiakanmu di akhir masa
Namun yang terjadi
Tak sesuai keinginan hati
Kau mendahului pergi
meninggalkan aku sendiri
Di dunia yang fana ini.
Ibu rambut mu belum memutih,
tapi dirimu sudah berselimut kain putih
patah hatiku yang paling nyata
adalah kehilanganmu didunia.
Dan sampai kapanpun yang patah itu
tidak akan pernah bisa utuh kembali.