Ketapang, MWT – Warga Desa Mensubang Kecamatan Nangatayap Kabupaten Ketapang Kalimatan Barat melakukan ritual adat Melayu di lahan yang digusur pihak perkebunan, Senin (27/1/2025).
Ritual ini didasari aksi penggusuran lahan pertanian warga yang dilakukan PT Sandai Makmur Sawit (PT SMS) Mukti Plantation tanpa mengindahkan hasil musyawarah diinisiasi pihak kecamatan.
Dalam ritual adat Melayu tersebut hadir Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kecamatan Nangatayap, Mujahidin, Ketua persatuan masyarakat peduli Kecamatan Sandai (PMPKS), Juliandi, perwakilan Polsek Nanga Tayap Briptu Zulfikar serta Aipda Sadiran, Kades Tanjung Medan Juslian, Kades Pangkalan Telok Adit Darmawansyah dan Kades Mensubang, Ria Andriawan.
Kecewa
Masyarakat Desa Mensubang mengungkapkan kekecewaan dan kemarahannya terhadap PT. SMS Mukti Plantation. Perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut telah melakukan penggusuran dan perusakan kebun milik masyarakat.
Selama ini perkebunan tidak pernah melakukan sosialisasi maupun ganti rugi dengan masyarakat Mensubang dan Penjawaan.
Berdasarkan peraturan Bupati Ketapang Nomor 21 Tahun 2024 yang menguatkan SK Tahun 1979 terkait batas wilayahnya Desa Mensubang, jelas termasuk dalam batas alam Kecamatan Nangatayap .
Acara tersebut juga diwarnai dengan memanggil operator alat berat dan mandor PT SMS dari lokasi lahan kebun masyarakat yang digusur. Operator dan mandor diberi masukan seputar keberadaan lahan dan menyerahkan kunci alat berat yang selama ini disimpan warga.
Informasi yang diperoleh dari penyelenggara ritual ini, pihak PT SMS sudah dikirim undangan untuk hadir. “ Namun mereka tidak dating, “ ujar salah seorang warga.
Ritual
Acara ritual ini dipimpin Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kecamatan Nangatayap, Mujahidin. Dalam arahannya, ia menguatkan tradisi Melayu yang wajib menjaga bumi.
Tradisi turun temurun tersebut dilaksanakan manakala masyarakat sudah sampai pada kesimpulan hati, terkait marwah atau martabat yang diwariskan leluhurnya. Warga Melayu meyakini dengan pendekatan tradisi leluhur ini akan memberikan hal positif bagi mereka yang meyakininya. (Supardianto)