Aku Yang Mengakhiri

Karya : Kartika Sari, NPM : 23043992, Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Budidaya Binjai

Penyesalan selalu datang belakangan,tapi tidak bisa mengubah sesuatu yang telah terjadi. Mengingatnya adalah sebuah rindu yang paling menyakitkan.

Aku dan dia telah menjalani hubungan hampir 2 tahun. Namun harus berakhir karena ulah ku sendiri. Aku memiliki sifat egois, mau menang sendiri tanpa mikirin perasaan dia sedikit pun.

Kami sering bertengkar karena hal hal kecil. Ujung dari pertengkaran itu adalah perpisahan, aku yang selalu minta untuk udahan.

“Aku mau kita udahan”. ucapku

“Kenapa si, setiap ribut kamu selalu minta udahan?”. tanya dia dengan sedikit kesal

“Aku gatau, pokoknya aku mau kita udahan!”. tegasku

Dia selalu menolak setiap kali aku minta untuk mengakhiri hubungan kami.

“Aku ga mau, kenapa si harus udahan,apa ga bisa dibicarakan baik baik?. Ok aku yang salah, aku minta maap, kita baikan ya”. tegasnya dengan penuh harapan

Setelah pertengkaran itu, kami kembali baikan dan melupakan kejadian itu.
Namun, hal hal seperti itu sering terjadi berulang ulang kali.

Sampai akhirnya, pada suatu hari dimana aku meminta untuk mengakhiri hubungan kami. Dan dia mengiyakan permintaan ku itu.

“Kita udahan aja ya, aku ngerasa kalo kita udah ga bisa lagi untuk bersama, kamu berhak mendapatkan wanita lain yang lebih bisa mengerti kamu dan lebih bisa membuat kamu bahagia”. ucapku

“Kamu udah ga sayang lagi ya sama aku?”. tanya dia

“Aku sayang sama kamu, sayang banget malahan. Tapi aku ngerasa kalo masa kita cuman sampai disini aja.” tegasku

“Yaudah lah, kalo memang itu kemauan mu. Mau kayak mana pun hati ga bisa dipaksakan.” jawab dia dengan pasrah

Hari itu juga akhirnya hubungan kami selesai untuk selamanya. Aku tidak pernah menyangka kalau ternyata kita bakalan benar benar berakhir seperti sekarang.

Kenangan kita yang indah, aku selalu mengingat nya. Setiap mengingat nya aku berusaha untuk tidak menangis, namun aku tidak bisa. Aku selalu menangis jika mengingat dirimu.

Aku sadar, aku yang salah dalam hal ini,aku penyebab kehancuran hubungan kita. Kini hari hari yang aku jalani terasa begitu kosong dan sepi. Aku selalu berusaha untuk berdamai dengan keadaan ini.

Bukan hal yang mudah untuk aku saat ini, untuk tidak mengingat mu lagi. Ingin sekali rasanya aku bertemu denganmu, menatap lama wajahmu dan berkata “aku sangat merindukanmu”.*