Aksara Renjana
Padamu sang pujangga yang kerap datang di mimpi indahku
Ingin ku tuturkan maaf jika rasa ini begitu lancang padamu
Salahkah jika seorang wanita sederhana ini menaruh damba padamu?
Di hari itu, kau yang memiliki sorot mata bak indurasmi
Datang dengan prolog yang teramat indah
Lantas aku harus bagaimana ?
Semakin ku tatap bayangmu,
Semakin pudar ia seiring dengan menghilangnya sandyakala
Dirimu terus menjadi eunoia pada diriku
Namun aku salah, asa ku hancur lebur
Kau tak akan jatuh kepelukanku
Mengapa semesta begitu kejam padaku?
Menitipkan rasa yang tak pernah terjamu
Jika boleh, maka izinkanlah aku menyampaikan sepucuk rasa yang melara ini
Aku ingin mendeskripsikanmu lewat sajakku yang pilu