Berita  

Warga Taput dari Bencana Alam, BBM dan PDAM

Tapanuli Utara, MWT – Belum kering air mata warga Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) akibat bencana alam banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa waktu lalu. Kecamatan Pahae, Adiankoting, Parmonangan dan Siatas Barita kawasan yang menjadi saksi jatuhnya korban jiwa serta kerugian harta benda yang tak sedikit.

Namun, alih-alih bangkit dan pulih, kini warga harus menghadapi ujian terbaru yang  membuat kehidupan sehari-hari terasa semakin sulit.

Derita pertama yang kini menjadi pemandangan sehari-hari adalah kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.

Bayangkan, di tengah kebutuhan untuk kembali bekerja dan mengantar anak sekolah, warga Tarutung dan sekitarnya harus mengorbankan waktu hanya untuk mendapatkan BBM.

“Kami rela antre sampai 24 jam demi dapat 2 atau 3 liter Pertalite,” ujar R. Sihombing, seorang warga, saat ditemui di tengah kerumunan antrean di SPBU Tarutung pada Jumat (05/12/2025). Warga terlihat berjubel, beberapa bahkan membawa jerigen, berharap kendaraan mereka bisa ‘hidup’ kembali.

Sihombing menyadari bantuan untuk korban bencana memang penting. ” Bagaimana solusi dari pemerintah dan Pertamina untuk mengatasi antrean berjam-jam dan kelangkaan Pertalite dalam kondisi sulit seperti sekarang ini? ” katanya.

Belum selesai soal BBM, derita lain yang tak kalah pelik muncul: persoalan air bersih.

Sudah hampir seminggu lebih, distribusi air bersih dari PDAM Mual Natio ke rumah-rumah penduduk mati total.

“Derita itu belum cukup sampai disitu saja. Air bersih PDAM sudah hampir seminggu mati total,” ungkap Sihombing.

Yang lebih parah, sebelum air benar-benar mati, kondisi air yang mengalir ke rumah warga warnanya keruh hampir mirip lumpur.

“Airnya sangat keruh, hampir mirip dengan lumpur. Untuk mandi dan memasak saja tidak layak kami pakai,” keluhnya.

Dengan bulan Desember yang padat kegiatan, terutama menyambut Natal dan Tahun Baru, masalah ini menjadi beban ganda bagi masyarakat.

Warga Tapanuli Utara sangat berharap agar pihak-pihak terkait—khususnya Pertamina dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara—dapat segera turun tangan menuntaskan persoalan ini.

Jangan biarkan warga Taput yang baru saja kehilangan harta dan orang terkasih, kini harus berjuang lagi hanya untuk mendapatkan BBM dan air bersih. Mereka butuh uluran tangan cepat agar dapat menyongsong hari raya dengan sedikit ketenangan. (TU1)