Ketapang, MWT – Sejumlah warga Dusun Sungai Buluh Kiri, Desa Sungai Buluh, Kecamatan Manis Mata, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, bergotong royong membangun jembatan darurat setelah air surut yang sebelumnya menggenangi jalan utama warga.
Jalan yang menjadi urat nadi mobilitas masyarakat itu sempat terputus akibat banjir. Begitu air berangsur surut, warga langsung bergerak cepat membangun jembatan manual menggunakan kayu sisa olahan warga. Pengerjaan dilakukan swadaya tanpa bantuan pihak mana pun.
Langkah itu diambil karena para orang tua khawatir anak-anak mereka tidak bisa bersekolah ke SMP 1 dan SMA 2 Manis Mata. Warga merasa tidak bisa terus berharap pada pemerintah maupun perusahaan yang berada di sekitar desa, karena bantuan selama ini dinilai jauh dari harapan.
Desa Sungai Buluh dikelilingi beberapa perusahaan besar, seperti PT Semporna Group, Cargill Group, KSK Group, serta PT Mitra Saudara Lestari (MSL) yang bahkan memiliki fasilitas permanen di desa tersebut. Namun, permintaan warga untuk pembangunan jembatan permanen dan pemasangan gorong-gorong disebut sering dijawab dengan dalih tidak adanya anggaran dari manajemen pusat.
Jembatan hasil swadaya warga itu berada di wilayah HGU Plasma Pola Kemitraan Kopbun Mitra Sejahtera Sejati (Kopbun MSS). Jembatan tersebut merupakan akses penting menuju perbatasan Kalteng hingga ke pusat Kabupaten Ketapang dan Pontianak.
Warga menjelaskan bahwa upaya meminta bantuan kepada PT MSL sudah dilakukan, namun selalu berujung tanpa kepastian. Ia menilai perusahaan terkesan tidak punya inisiatif membantu pembangunan infrastruktur desa.
Wakil Gubernur Kalimantan Barat pernah menegaskan bahwa perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tidak mampu berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur desa sebaiknya dicabut izinnya. (Jajir)
