Tiga Tahun Menatap Tiang di Jalan Pelang – Kepuluk  

Oleh Jajir, Kepala Biro Media Warta Tipikor Kab. Ketapang

Bupati Ketapang Kalbar Alex Wilyo sedang mengamati progres pembangunan Jalan Pelang - Kepuluk

Bisa jadi Media Warta Tipikor adalah media yang sering memantau keberadaan fasilitas umum di berbagai wilayah di Indonesia. Khusus di kawasan Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat, beragam catatan sudah dilayangkan kepada pembaca bersama pernak – pernik problemnya.

Satu diantaranya adalah pemantauan kondisi jalan di seputaran Jalan Pelang ke Kepuluk. Sejak 2023 – 2025 kami disambut kupak – kapik akses jalan umum tersebut. Sepanjang tiga tahun itu pulalah, tiang pancang dari beton (mini pile) menyambut pelintas jalan. Awak media selanjutnya menatap serta mengabadikannya sebagai bukti proyek tersebut tidak tuntas.

Senilai 3 M Lebih Bongkar Pasang

Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang (PUTR) Pemkab Ketapang diduga mengalami kondisi amburadul padahal proyek Negara ini dimulai 28 April 2023.

Awak Media Warta Tipikor memantau ke lapangan tanggal 22 Juni 2023 dan 6 Juli 2023. Pantauan mencatat sejumlah keanehan dari proyek berbiaya Rp 3 miliar lebih ini.

Posisi proyek berada di kilometer17 Jalan Pelang akses jalan ke Sungai Malayu Rayak, Pemahan, Tumbang Titi, Jelai Ulu, Marau, Air Upas dan Manis Mata.

Seorang pekerja yang dikenal dengan Pak Jai tak mampu memberi penjelasan. Ia menyarankan agar menemui pimpinan CV Aneka Sari Alam guna mendapatkan kejelasan. Saya hanya pekerja, katanya enteng.

Pejabat di kantor Dinas PUTR juga tidak memberikan jawaban, sebab urusan fisik tanggung jawab kontraktor.

Pantauan di lapangan, tampak bekas – bekas pilar tergeletak diantara bangunan. Ada juga 3 baris mal memanjang yang siap dicor dengan mengisi besi di dalamnya.

Sementara di satu sisi jalan, kendaraan merayap lambat melewati kawasan tersebut dengan beban yang lumayan berat.

Demikian juga pantauan di lapangan tanggal 6 Juli 2023. Kembali tampak didirikan mini pile diantara genangan air. Tiang yang ada masih belum diperhalus dan disana-sini cor semen terkelupas sehinggal kelihatan besi di dalamnya.

Dugaan sementara, proyek ini tidak sesuai dengan spek yang ditetapkan sehingga terjadi aksi bongkar – pasang.

Pengemudi yang melintas selalu menggerutu melewati kawan proyek dan menduga kualitas fisik tidak akan mencapai maksimal.

“Terima kasihlah ada media yang memantau agar nantinya proyek ini dikerjakan dengan baik, “ ujar pengendara yang tidak suka namanya dituliskan.

Dalam plank tertulis proyek ini dari Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Pemkab Ketapang. Nama paket rekonstruksi jalan, Jalan Pelang – Sungai Kepuluk. Nomor kontrak P/921/PPK.1-APBD/DPUTR.B-600.1.9.3/IV/2023 senilai Rp 3.691.361.000 dengan sumber dana APBD Kabupaten Ketapang. Lokasinya di Kecamatan Matan Hilir Selatan, masa pelaksanaan 180 hari kalender dikerjakan kontraktor CV Aneka Sari Alam sejak 28 April 2023.

Proyek Jalan Bagai “Batu Nisan”

Proyek pembangunan jalan Desa Pelang menuju Desa Sungai Puluk Kecamatan Sungai Melayu Rayak bagaikan jajaran “batu nisan” pekuburan. Meminjam istilah yang disampaikan warga terdekat.

Proyek ini, saat terpantau terancam gagal diselesaikan tepat waktu dan diduga bakal mangkrak. Pasalnya sampai Senin (21/10/2024), bangunan tersebut masih jauh dari kata selesai.

Pantauan di lapangan, kondisinya masih sebatas jajaran tiang pancang yang disebut warga seperti batu nisan kuburan.

Biaya pembangunannya bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Ketapang tahun 2024 sebesar Rp.18,5  miliar. Paket pekerjaannya dikenal dengan penanganan long segmen ( pemeliharaan rutin-pemeliharan berkala).

Proyek ini dikelola Dinas PUTR Kabupaten Ketapang dengan sumber Dana Alokasi Kusus ( DAK ) tahun anggaran 2024. Sebelumnya sempat terhenti dan dimulai lagi tahun 2024 dengan pelaksana CV.Clara Citralaka Persada sebagai menyedia jasa dan CV Raffan Design sebagai konsultan.

Dalam plank tertulis, nomor kontrak.P/1560/KPA-DAK/DPUTR-B/600.1.9.3/IV/2024.tanggal 24 April 2024. Waktu pelaksana 180 hari kelender terhitung mulai tanggal 24 April 2024 sampai 20 Oktober 2024.

Terpantau, tiang pancang ini disebut paku bumi. Kendaraan yang melintas terpaksa hati – hati disebabkan badan jalan dipenuhi lumpur. Kondisi bangunan bagai memandang barisan batu nisan kuburan, kata warga mengulang.

Awak Media Warta Tipikor, ketika itu berupaya menyampaikan kondisi proyek tersebut kepada Bupati Ketapang, Martin Rantan. Informasi ini mendapat perhatian serius .

Dikatakannya, progres berjalan terus dan mudah – mudahan on schedul. Saat dijelaskan bahwa hari akhir kontrak kerjanya kontraktor 20 Oktober 2024, Bupati  mengaitkannya dengan kemungkin diadedum.

120 hari kalender

Episode selanjutnya disebut rekonstruksi /peningkatan Jalan Pelang Sungai Kepuluk. Itulah judul utama plank proyek tersebut. Lokasi kerja berada di Kecamatan Melayu Rayak dengan nilai kontrak Rp13.258.800.000.00 dan tanggal kontrak 25 Juli 2025.

Waktu pelaksanaan 120 hari kalender dengan sumber dana dari dana alokasi umum (DAU) tahun 2025 dan dipercayakan pengerjaannya kepada CV Dea Pertiwi.

Bupati Ketapang Alex Waliyo meninjau progres pembangunan ini Minggu (13/10/2025).   Bupati melihat tiang pancang (mini pile) yang sudah terpasang serta perbaikan jalan melalui program CSR gotong royong bersama perusahaan-perusahaan sekitar.

Kepala Dinas PUTR, Dennery, beberapa bulan lalu kepada media mengatakan pihaknya akan semaksimal mungkin melakukan pengawasan agar pengerjaan dapat sesuai waktu yang ditentukan begitupun kualitasnya. “ Saat ini sudah mulai pengerjaan, kita awasi bersama,” katanya, Senin (18/8/2025).

Dennery melanjutkan, untuk Jalan Pelang – Kepuluk akan diperbaiki dengan menggunakan dua metode yakni melalui APBD dan Goyong Royong perusahaan. Tahap awal ini melalui APBD dengan kontrak pekerjaan rekonstruksi senilai Rp 13,2 miliar dengan pelaksana CV Dea Pertiwi, serta item pekerjaan beton bertiang pancang (minipile) sepanjang kurang lebih 400 meter, dimulai dari titik STA 15+037.

Sedangkan, untuk penanganan melalui gotong royong perusahaan di tahap pertama ada 6 grup perusahaan diantaranya Nova Group, BGA Group, Harita Group, First Resources Group, Sinarmas Group dan Cargill Group dibagi ke enam segmen. Selesaikah proyek ini sampai Desember 2025 ? (*)