September 2025, kembali masyarakat Indonesia akan mendapatkan sejumlah bantuan sosial (bansos) dari pemerintah yaitu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Meski kabar tersebut sudah menyebar se-Indonesia namun tidak termasuk bagi 6 warga Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin Deli Serdang. Saat awak Media Warta Tipikor, M Sopiyan SH menyambangi kediaman mereka, ada kesan mangkel dan kecewa. “ Aku ora pernah intok bantuan, “ ujar Bu Asih.
Bu Asih, Pak Subandi, Pak Warno, Pak Suyono, Pak Mingan serta Pak Domblong tersenyum saat ditanyai soal Bansos yang bakal bergulir. Komunikasi dalam Bahasa daerah Jawa menyiratkan ada yang tidak beres mereka rasakan.
“ Sekarang gak ada terima bantuan sosial, tapi waktu Sugeng jadi kepala desa ada, “ ujar Pak Subandi.
Berkunjung ke kediaman keenam penduduk Dusun 1 Timur Desa Karang Anyar ini, ada suasana yang sarat dengan sebutan keluarga miskin dan rentan miskin. Rumah seadanya jauh dari mewah, berdinding bambu atau papan bekas , beratap seng dan berlantai semen kasar.
Pekerjaan rutin sehari-hari mereka bergelimang dengan urusan pertanian. Akibat lahan pertanian yang diusahai tidak mencukupi biaya hidup, warga tersebut mencari tambahan dengan hidup sebagai buruh harian lepas. “ Istilahnya mocok – mocok, “ ujar Pak Domblong.
Faktor ekonomi mereka sangat memprihatikan. Sebagai buruh harian lepas dengan penghasilan yang tidak pasti sejatinya kondisi ini memerlukan perhatian pemerintah. Namun faktanya Bansos tetap jauh dari hidupnya.
Pak Domblong yang beralamat di Dusun 1 Timur Gg Rengginang mengakui pernah ditawari pemerintahan Desa Karang Anyar bantuan bedah rumah dengan anggaran Rp.15 juta. “ Tak tolak lantaran duit iku gak cukup, “ ujarnya.
Ia menghitung kebutuhan bedah rumah dengan anggaran yang ditawarkan tidak berpihak kepadanya. Kalau bantuan itu dipaksakan untuk diterima, ia takut suatu saat menjadi problem dan masuk ranah hukum.
Warga ini sangat berharap nantinya akan menerima Bansos seperti warga lain yang sudah mendapatkannya. “ Saat Sugeng sebagai kades kami sudah terdata sebagai penerima bansos. Kalau diperkenankan kami juga berkeinginan menerimanya sekarang, “ kata mereka.
Soal Bansos di desa ini sulit mendapatkan data yang terkonfirmasi. Sekertaris Desa Karang Anyar, Rika yang ditanya soal data Bansos via jaringan selular tidak bereaksi. (*)