Berita  

Jembatan di Deli Serdang Hancur 2025 Direhab 2026

Deli Serdang, MWT – Nadi kehidupan lima desa di Deli Serdang kini terputus dan membuat ribuan warga ‘mati angin’!

Sejak Kamis ( 27/11/2025), jembatan di Desa Payah Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, hancur diterjang banjir, menyetop total akses ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.

Sementara perbaikan tak kunjung tiba, warga terpaksa memutar sejauh lima kilometer, menambah getirnya penantian yang diwarnai alasan “tanah masih basah” dari Wakil Bupati.

Jembatan di Desa Payah Bakung ini bukan sekadar bangunan beton, melainkan urat nadi utama yang menghubungkan lima desa terdekat di wilayah tersebut.

Namun, sejak terputus akibat diterjang banjir, harapan hidup warga kini terkatung-katung.

Kepala Desa Payah Bakung, Pariono, mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada tanda-tanda dilakukan perbaikan. Kondisi ini membuat aktivitas warga di wilayah tersebut terganggu secara total.

“Warga yang hendak pergi kerja harus memutar sejauh lima kilometer dari area perkebunan Bulu Cina, Hamparan Perak, agar bisa menuju ke Kota Medan Marelan,” ungkap Pariono kepada wartawan, Kamis (4/12/2025).

Putusnya jembatan ini berdampak luas. Tidak hanya aktivitas sehari-hari, akses penghubung ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan kini terpuruk, membuat warga merasa ‘mati angin’.

Pariono menyebutkan, perbaikan jembatan direncanakan baru dapat dilakukan pada tahun 2026.

Hal ini karena anggaran untuk perbaikan di tahun berjalan telah dipergunakan untuk hal-hal lain.

“Pak Bupati Deli Serdang menyampaikan percepatan perbaikan jembatan. Infonya, bulan Januari 2026 dilakukan perbaikan,” sebutnya.

Lebih lanjut, Pariono mengaku sudah menyampaikan usulan untuk pembuatan jembatan sementara guna menunjang aktivitas warga. Namun, usulan tersebut belum juga terealisasi.

“Saya sudah sampaikan untuk dibuat jembatan sementara, namun tidak tahu sampai sekarang belum terealisasi pembuatan jembatannya,” aku Kades.

Sementara itu, Wakil Bupati Deli Serdang, Lom Lom Suwondo, menyatakan bahwa jembatan belum dilakukan perbaikan karena alasan teknis kondisi tanah.

“Saya pikir pasti belum, karena situasi tanah masih basah,” katanya, menanggapi keterlambatan perbaikan yang sudah memasuki hari ketujuh pasca-kejadian.

Warga kini hanya bisa menanti realisasi janji perbaikan tahun 2026, sambil terus menghadapi kesulitan akibat terputusnya akses vital di desa mereka. ,(rel)