Taput, MWT — Pemasangan panggung hiburan yang membuat warga di sepanjang Jalan Sisingamangaraja (SM Raja) merasa dirugikan. Ombun Simanjuntak dan H. Tobing, dua warga yang ditemui di tanggul Aek Sigeaon pada Kamis (11/12/2025), mengaku heran dan kecewa dengan kegiatan yang mereka anggap tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat lain yang terdampak bencana alam di Adiankoting, Siatas Barita, Parmonangan, dan Purbatua.
Pantauan di lokasi, sarana dan fasilitas acara tengah dibenahi. Selain bangunan yang ditata sesuai keperluan acara tampak logo Bank Indonesia mewarnai sejumlah produk yang mendukung kegiatan tersebut.
“Ngapain sih dibuat acara begini? Saudara-saudara kita masih trauma dan butuh bantuan,” ujar Ombun dengan nada kesal. Ia menilai penggunaan anggaran untuk hiburan tidak tepat, terlebih saat banyak warga yang tengah berjuang memulihkan diri dari bencana dahsyat.
Keluhan serupa datang dari P. Gabe, sopir angkutan lintas kota Tarutung. Ia harus memutar jauh hanya untuk menghindari penutupan Jalan DI Panjaitan yang digunakan untuk acara hiburan yang disebut disponsori Bank Indonesia. “Alangkah baiknya kalau dananya disalurkan langsung kepada warga yang menderita,” ujarnya.
Dari pihak pemerintah, Kepala Bagian Kesra Pemkab Tapanuli Utara, Estomini Sihombing, menyampaikan permintaan maaf. Ia mengklaim informasi kegiatan telah disampaikan kepada warga, namun kemungkinan ada masyarakat yang tidak menerima pemberitahuan tersebut. “Izin keramaian sudah keluar, karena itu kegiatan dipusatkan di Jalan DI Panjaitan,” ujarnya.
Sementara perwakilan EO bermarga Siregar menuturkan bahwa mereka hanya menjalankan pekerjaan sesuai penugasan dari Bank Indonesia. Ia juga meminta maaf kepada warga yang usahanya terganggu akibat proses pembangunan panggung. “Lokasi ini ditentukan langsung pemkab. Kami hanya pekerja,” katanya.
Keluhan warga diharap menjadi perhatian pihak terkait, terutama di tengah kebutuhan bantuan dan pemulihan pascabencana yang masih mendesak. (TU1)
