Batam, MWT – Kawasan pesisir ini, dahulu tenang dan bersahaja. Kini diduga beralih menjadi ladang tindak kriminal yang terorganisir. Bukan rahasia lagi soal barang ilegal seperti rokok, onderdil motor gede, hingga balpres bekas. Semuanya terkesan bebas masuk tanpa hambatan melalui pelabuhan tikus Tanjung Gundap.
Negeri ini seperti pemerintahan kecuali diatur oknum berinisial Haes. Bagi warga sekitar pria ini dijuluki sebagai raja dalam permainan barang ilegal.
Bagaikan kegiatan biasa bahwa pelabuhan kecil di Tanjung Gundap kini menjadi pelabuhan siluman. Segala jenis barang ilegal keluar masuk lancar seakan bebas syarat.
Truk-truk berbadan besar beroperasi siang dan malam. Kapal-kapal kecil bersandar tanpa pemeriksaan apalagi razia. Tidak ada penyitaan dari aparat. Pokoknya,terpantau negara benar-benar absen disini.
Berani bersuara ?. Siap –siap menghadapi pria berbadan besar dengan represi untuk membungkam. Haes mengendalikan seluruh skenario gelap dengan uang, kekuasaan tentunya ada perlindungan dari oknum yang digaji negara.
Tak ada satu pun langkah hukum atau tindakan hukum terhadap operasi Haes yang diketahui publik dan tidak ada pengungkapan atau penyegelan.
Kabarnya Haes terhubung dalam jaringan luas. April 2025, ia diduga dalam kasus besar di Pelabuhan Batu Ampar saa aparat menemukan mobil mewah dan 30 Harley Davidson yang diselundupkan dengan dokumen fiktif atas nama PT ATB.
Pengendali penyelundupan ini disebut berinisial VC dan B, bekerja sama dengan H dan TS, jaringan senior dalam sindikat lama Batam. Haes disebut terlibat dalam transaksi logistik dan keamanan jalur distribusi.
Haes seolah hidup dalam benteng kekebalan hukum yang disediakan sistem yang sudah busuk.
Masyarakat Tanjung Gundap hidup dalam skenario hidup yang kelam. “ Kami tidak percaya lagi pada hukum. Semua pura-pura tidak lihat,” ujar salah satu warga yang meminta identitasnya disembunyikan.(Zul)